Kamis, 18 Desember 2014

4 bulan lebih

Berlalu-lalang waktu dalam dekapanku
Hilir mudik tak karuan mencari tujuan 
Sedang apa aku disini 
Begini dan begitu
Terbangun dan tertidur
Kemudian beranak banyak

Kutatap relung sendu di jurangnya raja
Bahagia duduk terpekik di puncak asa

Gejolak demi gejolak menggebu berderu
Berteriak sampai serak pilu pun membiru

Malu 

Selasa, 09 Desember 2014

Takluk

Tersesat dan sadar 
Terlantar 

Tujuan bercabang-cabang
Panjang Memanjang

Terlaju langkah memaksa
Tergesa-gesa

Terperosok hitamnya tinta
Terlunta-lunta

Terguncang raga pusaka
Mendelik hati berderit
Terbelalak menikam makna
Menghunus sukma terjelma

Dia dan dirinya
Terbata-bata

Hancur mengarai
Tercerai-berai

Terhampar dosa berbuih
Tertatih-tatih

Terlentang sang nalar
Terkapar-kapar

Takluk bertakluk-takluk




Selasa, 02 Desember 2014

Tumbuh

Malam begitu muda
Terang tak berbayang
Matahari begitu lucu tersipu
Malu malu enggan terbenam
Terpesona mudanya gairah sang malam
Musim panas memanjakan cahayanya
Kerunyaman gelap yang sebentar
Mendewasakan malam lebih cepat
Walaupun masih tersesat
Tersilaukan matahari yg betah mengudara

Pukul 8 malam yg belum gelap

Senin, 17 November 2014

Yang dimiliki itu ternyata semu

Melihat, tertarik, kemudian ingin memiliki
Meminta, membeli, atau mencuri
Akhirnya termiliki

Bahagia, senang dan lega
Tidurpun lelap
Memimpikan masa depan yang indah
Bersama yang dimiliki

Bangun segera ingin pulang bersama
Kugendong ternyata berat
Kudorong tidak seimbang
Jatuh kaki tertimpa

Pulang dengan memar
Yang dimiliki diam, terluka pula
Kesal campur aduk dan sedih
Kandas hidup bersama

Memiliki yang dimiliki tanpa kebersamaan
Hidup sendiri-sendiri seperti saat buang hajat
Bantu membantu yang semu dan jemu
Kubuang yang dimiliki dengan angkuhnya
 



Sabtu, 08 November 2014

Memahami pengertian

Mencoba menghayati menjadi abdi
Menerima untuk selalu memberi
Tak peduli harga diri

Demi asa dan cinta
Serta sungai di Nirwana

Mengerti menjadi budi pekerti
Luhung mengangkasa raya

Tunduk merata tanah
Di injak makin menguat


Kamis, 30 Oktober 2014

Alam yang mendua

Pagi ini memori menyapaku hangat
Menyampaikan salam dari masa lalu dan para penghuninya

Alam mendua mengiri pada waktu
Bermimpi akan sebuah masa yang beku

Sedangkan Waktu tak pernah cemburu
Mengisi alam dengan nafasnya

Ternyata rindu begitu indah melebihi dejavu
Aku tak mampu menahan sipu

Sang kisah pun memeluk dari belakang dengan kasih


-Cinta untuk pemula pada setiap waktu yang berdetak-

Jumat, 15 Agustus 2014

Bertahan Untuk Memberi

melepas impian didepan mata
menunggu untuk berkedip

bukan dilepas untuk hilang
bukan menunggu lantas diam

habis sudah diri dalam asa
larut dalam abdi

hidup untuk yang lain
bukan untuk sendiri saja

impianpun mengerti
hasratpun memaklumi

bertahan untuk memberi

seperti cinta para pemula

Rabu, 25 Juni 2014

Sepotong Hari

Sepotong senja dan secangkir embun
melewati siang dan malam
terpaku dalam duduk lembayung
mengamati pagi yang sunyi

sebelumnya bingung menghampiri
bertanya tentang teriknya matahari

kehilangan pijakan pada bayangan
berlindung dari malasnya keremangan petang

wahai anjing yang bersilat senam menggulat
mengapa kau menggulung hari yang padat?

itu hari sedang kujemur biar usang
agar besok matanya melotot tak berkedip

aku lelah bersenandung riang mewajar
ingin terbang didalam tanah yang gelap

memang aku pemula dan berdosa
berdosa pada cinta yang membara
pada dunia yang buta

matahari telah terbenam dalam cinta!

Jumat, 25 April 2014

lanjutan: Sayang Anak

telah kubelikan lagi waktu untukmu
waktu yang berputar-putar itu

kubelikan yang banyak nak, tenang saja.
aku masih simpan beberapa saat waktuku untukmu, untuk persediaan

waktuku tidak akan pernah habis untukmu
karena telah kuabadikan dalam cinta

Rabu, 23 April 2014

Sayang anak

Wahai anakku
kan kubelikan waktu untukmu

Supaya kau tak risau
Saat kau menggunakan waktumu

Kenapa kau menangis lagi?
Tak cukupkah waktu yg kubelikan itu?

Oh, rupanya kau habiskan waktu dengan sangat cepat ya
Sebentar coba kucari lagi waktu yang banyak untukmu

Jumat, 14 Maret 2014

waktu yang molor

Berdetak melambat suara detik
Telinga terpekik menuli
Selaput mata tertunduk
Waktu meregang jarak
Angka berdesimal memecah

Detik berikutnya memandang
Kosong yang terhampar
Ruang yang terperanjat
Kapan yang kan berlalu
Menunjuk jarum penunjuk

itu aku dan waktu
Di tengah-tengah antara
Menuju sementara
Molor dalam gelap
Diselimuti kematian


Cinta yang mula-mulanya dari waktu sebelum molor

Kamis, 27 Februari 2014

untuk dia dan nya

bertukar peran
saling mengisi

bertukar kembali
hampir lupa diri

setiap peran bukan sejatinya
sejatinya adalah membaktikan

demi waktu yang berlalu
dan keturunan yang kemudian

berpasangan-pasangan mencoba
menumbuhkan buah di hati

buah berakar keatas
memadu kepadanan

jiwa meronta memakna
akal bergelayut meng-asa

mengubur ego yang mati menua

ayo bercinta para pemula, cinta itu geratis! jangan beli di tivi...

Selasa, 25 Februari 2014

Mengajari Bayangan

Tanpa tahu kapan bayanganku tumbuh
besar dan dewasa bersamaku

aku begini, dia begini
tak pernah aku begini dia begitu.

bayangan tidur saat gelap
akupun begitu

Saat ini bayangan sedang belajar
belajar menjadi diri sendiri

aku yang mengajarinya
dengan berpura-pura menjadi bayangan


cinta itu tidak berbayang, wahai pemula!