Setiap cerita; bermata kata, bermulut tinta, bercanda tawa dengan realita, bertemankan derita, dan mati dalam makna.
Sepotong kue yang teronggok di akhir sebuah pesta, terlupakan kemeriahan, ditinggalkan kekenyangan.
Berlimpah dosa menghambur dengan sadar dan sesal, mendewasakan keangkuhan.
Cita-cita yang berkilauan menyirnakan jalan berkelok, menjerumuskan asa, terjerembab melebamkan lembabnya hati.
Diam bergelut menikam malam, terungkap hening membunting terpedaya gelap.
Bulan terpelanting membumbung menegak awan, menatap tumpul kedalaman jiwa berpalung.
Tertangguhlah waktu yang berkemaluan, menolak berdebat dan berkelit sengit merajam pertanyaan.
Oh kelam yang tak berkesudahan, pergilah temui sinar, tinggalah berseri dengan hakiki.
Berkubang kehidupan teracak-acak, bersabar menggunungkan isak berdesakan meletup-letup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar